Oleh : Hudri J. Wholay – Anggota Forum Insan Cendikia (FIC) dan Mahasiswa Hukum Unkhair Ternate.
SEJAUH mana kesiapan Indonesia di tengah-tengah gempuran AI yang semakin deras mengempur Dunia Saat ini, Sudaka Indonesia Sebagai Sebua Negara yang Besar Siap Akan Hal ini.? Barangkali pertanyaan ini adalah sebuah refleksi kesadaran metodis atas apa yg tampak hari-hari ini, Refleksi tentang perkembagan Dunia di aband ke-21 yang begitu cepat dan sangat kompleks, di tengah-tengah arus globalisasi yang semakin laju, perkembagan dunia seolah berubah seratus derajat celsius dimana pengembagan teknologi mutakhir semakin gencar memgubah wajah dunia seolah tak ter’elakan. Era baru dengan wajah baru. memaksa kita harus tetap tumbuh adaptif agar tetap mengimbangi perkembagan global hari ini.
AI menjadi wajah baru, seola-ola AI adalah pendatang baru yang menetap disebuah wilayah yang memaksa penduduk disebuah wilayah tersebut harus mengikuti kehendakanya! AI adalah sebuah transformasih teknologi canggih, yang mana AI “Artificial Intelligence” dengan metode kecerdasan buatan yang menurut beberapa Ahli kecerdasan ini akan melampaui kecerdasan manusia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa itu kecerdasan buatan?
kecerdasan buatan, umumnya di defenisikan sebagai sistem kompiter yang mensimulasikan pemikiran dan kemampuan manusia secara akurat. dan periode ini semua terasa begitu cepat, mudah, dan sangat instan. sekali anda mengklik detik itu juga anda akan menemukan apa yg anda cari. tampa harus menguras tenaga dan Otak anda.
Tidak seperti dahulu di masa-masa sekolah ketika anda di bebani tugas Mamatetika oleh Guru, anda musti megunakan cara hitung-hitungan konvensional/klasik untuk mendapatkan jawabannya. sekarang tidak lagi, cukup dengan membuka Kalkulator semua tersaji jawabanya dengan akurat. ini adalah satu dari sekian banyak contoh betapa AI dengan sangat mudahnya memecahkan persoalan” dalam keseharian kita.
Diisinilah letak pertarungan atara manusia dan AI di pertaruhkan! Yuval Noah Harari: Sejarawan dan penulis buku laris “Sapiens” dan ” Homo deus,” Harari. mengamati bagaimana Teknologi seperti kecerdasan buatan dan Bioteknologi akan mengubah kehidupan manusia di masa depan, ia menyoroti potensi disrupsi pekerjaan, peningkatan kesenjangan sosial dan tantangan etika yang akan di timbulkan oleh perkembangan teknologi.
Segalahnya berubah dengan cepat. Perkiraanya bervariasi, tetapi para ahli sepakat bahwa AI akan mengubah sebagian pekerjaan dalam waktu 10 hingga 30 tahun akan datang. Laporan McKinsey memproyeksikan bahwa pada tahu 2030, 30% pekerjaan di AS saat ini dapat di Otomatisasi, dengan 60% di ubah secara singnifikan oleh perangkat AI. Goldman Sachas, memperkirakan bahwa hingga 50% pekerjaan dapat sepenuhnya di Otomatisasi pada tahun 2045 di dorong oleh AI dan Robotika yg generatif.
Goldman Sachas, sebelumnya memperkirakan bahwa 300 pekerjaan akan hilang akibat AI yang mempengaruhi sekitar 25% pasar tenaga kerja global.
Larry Fink, CEO Black Rock yang berbicara di forum Economic Club Of New York bulan ini memperingatkan bahwa dampak AI sudah terlihat di sektor-sektor seperti keuangan dan layanan jasa lainnya dan memprediksi “restrukturisasi” pekerjaan kerah putih pada tahu 2035. tak sampai disitu saja
Tentu ini akan sangat berdapak pada Indonesia sebagai suatu Negara yg besar dengan Jumlah populasinya sekitar 284,44 juta jiwa. di tahun 2025 jumlah ini menempatkan indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. proyeksi ini berdasrkan data dari Badan pusat Statistik (BPS) dengan angka penduduk yang begitu banyak hal ini sagat berdampak pada keberadaan Neagara yg merupakan sebuah Entitas “an sich” yang patut memikirkan cara agar warga negaranya tak tergerus oleh hadirnya AI
barangkali ini ada beberapa tawaran Solusi untuk menghadapi gempuran AI. Potensi Solusi yg perlu di persiapkan indonesia untuk mengatasi tantangan AI kedepan.
Pertama Meningkatkan Infratruktur teknologi untuk mengatasi potensi infrastruktur pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur teknologi di indonesia, investasi dalam jaringan dan internet yg andal pusat data yg memadai dan perangkat keras yg kuat sangat di perlukan
Kedua Mengembangkan pendidikan dan pelatihan potensi AI Untuk mengatasi keterbatasan tenaga ahli, diperlukan program pendidikan dan pelatihan yang fokus pada AI. Universitas dan lembaga pendindikan perlu mengembangkan kurikulum yang relevan serta bekerja sama dengan industri untuk menyediakan pelatihan praktis
Ketiga meningkatkan regulasi dan kerangka hukum. Pemerintah perlu memperbarui regulasi yg ada dan mengembangkan kerangka hukum yang komprehensif untuk mendukung pengembangan AI. hal ini termasuk memperkuat rgulasi tentang privasi dan etika, serta menyediakan insentif bagi perusahan dan investor yang berinfestasi dalam bidang teknologi AI
Keempat meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat terhadap teknologi sangat penting. kampanye edukasi dan sosialisasi perlu dilakukan untuk menjelaskan manfaat dan potensi AI kedepanya
Dan yang kelima Mendorong Investasi dan dukungan pemerintah. Pemerintah perlu menyediakan dukungan yang lebih besar untuk mengembangkan AI. termasuk dalam investasi riset dan pengembangan, serta insentif bagi perusahan dan investor. selain itu kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan akademisi perlu di perkuat untuk mendorong inovasi dan pengembagan teknologi AI
Jika indonesia tidak mempersiapkan kerangka baru untuk menjemput AI sebagai sebuah pola yang mengubah tataran dunia baru, maka suda dipastikan Ledakan PHK (pemutusan Hubungan Kerja) ada di mana-mana sebab di berbagai macam sektor semisalnya Pendidikan, Kesehatan, perhotelan, dan pada skala perindustrian Ekstra aktif di berbagai macam perusahan-perusahan berskala Macro-Micro tidak lagi membutuhkan manusia sebagai pekerja, melainkan Robot yg akan mengantikan peran manusi dengan dali Efisiensi. Penganguran akan semakin bertambah, ketimpangan sosial akan semakin meluas. dan indonesia akan menjadi negara yang gagal total melindungi masyarakatnya dari ancaman Artificial Intellegence. (*)