Halsel, Nalarsatu.com – Terjadi praktik pengeboman ikan di perairan Pulau Widi, Kecamatan Gane Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Aksi ini tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mengancam keselamatan warga pesisir yang berusaha menjaga laut mereka.
Sejumlah pelaku melakukan pengeboman ikan di sekitar Pulau Widi. Ledakan terdengar dari kejauhan, bukan suara alami, melainkan dentuman bom rakitan yang digunakan untuk menangkap ikan secara ilegal. Praktik ini menyebabkan kehancuran terumbu karang dan mengancam populasi ikan yang selama ini dijaga oleh nelayan lokal.
Pelaku pengeboman diduga berasal dari luar daerah, seperti Pulau Obi dan Pulau Joronga. Warga yang melaporkan dan mengalami langsung kejadian ini antara lain Sahrani Murat dan Ali Samiun, nelayan asal Desa Gane Luar. Mereka menyatakan bahwa para pelaku bahkan mengancam warga dengan senjata jika mencoba melaporkan atau menghalangi aktivitas mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan pengeboman ini telah berlangsung cukup lama dan kembali terdengar pada Minggu, 25 Mei 2025. Menurut warga, aktivitas mencurigakan biasanya terjadi pada malam hari.
“Kami orang sini jaga laut baik-baik. Tangkap ikan pakai panah, pancing, jaring kecil. Tapi mereka datang hancurkan semua pakai bom,” ujar Ali
Peristiwa ini terjadi di kawasan perairan Pulau Widi, yang dikenal sebagai salah satu wilayah konservasi laut unggulan di Maluku Utara, bahkan dijuluki sebagai “Maldives-nya Maluku Utara.”
Pengeboman ikan bukan hanya merusak lingkungan secara drastis, tapi juga menghilangkan sumber penghidupan masyarakat lokal. Lebih parah lagi, masyarakat kini hidup dalam ketakutan akibat ancaman dari para pelaku bersenjata. Selain itu, kerusakan terumbu karang akibat bom akan membutuhkan puluhan tahun untuk bisa pulih secara alami.
Dari kejadian ini warga setempat sudah melaporkan ke pemerintah dan mendesak agar secepatnya mengambil sikap tegas, jika tidak masyarakat yang akan bertindak.
“Kalau aparat diam terus, jangan salahkan kalau warga bertindak sendiri. Ini soal harga diri dan masa depan laut kami,” tegas Sahrani.
Aktivis lingkungan pun menyerukan langkah konkret seperti patroli laut rutin, penegakan hukum terhadap pelaku, dan perlindungan bagi masyarakat lokal.
Bagi masyarakat Gane dan Pulau Widi, laut bukan sekadar sumber pangan, tapi warisan budaya dan identitas yang harus dijaga bersama. (Red/Ir)