HALSEL, Nalarsatu.com – Ketua Umum Barisan Muda Tobelo Galela (BMT) Provinsi Maluku Utara, Sarka Elajow, selaku putra Obi, angkat suara keras setelah melihat pemberitaan dan rekaman video yang beredar terkait ketegangan antara warga ahli waris keluarga Alm Hasan dan sekurity Harita Group di Kawasi, Pulau Obi.
Dalam video tersebut terlihat keributan antara warga dan beberapa personel keamanan perusahaan, termasuk dugaan teriakan ancaman “tembak-tembak” dari seorang koordinator BKO sekurity berinisial O alias Okto.
Sarka yang menyaksikan langsung video itu menyatakan kemarahan dan penolakannya atas tindakan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Video itu jelas menunjukkan arogansi. Sekuritiy Harita bertindak seperti preman, bukan aparat keamanan perusahaan. Bentak-bentak warga, bahkan terdengar ancaman ‘tembak’? Ini sangat memalukan dan tidak beradab.” Ujar Sarka pada Nalarsatu.com Minggu (23/11).
Menurutnya, apa yang terjadi di Kawasi bukan hanya konflik lahan, tetapi bentuk penghinaan terhadap martabat warga.
“Saya melihat sendiri videonya. Warga hanya mempertahankan tanah leluhur mereka, tapi diperlakukan seperti kriminal. Ini bukan investasi, ini teror psikologis terhadap masyarakat Kawasi.” Ungkap Sarka.
Sarka menilai perusahaan sebesar Harita Group tidak boleh menggunakan pendekatan intimidatif terhadap masyarakat yang justru paling terdampak oleh aktivitas industri.
“Perusahaan sekelas Harita harusnya punya standar etika dan SOP yang jelas. Kalau sekuriti mereka bisa seenaknya bentak warga dan keluarkan ancaman, berarti ada masalah serius dalam manajemen keamanan perusahaan,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa negara tidak boleh membiarkan praktik seperti ini berlangsung tanpa pengawasan.
“Negara tidak boleh kalah oleh perusahaan. Sekurity tidak boleh merasa lebih berkuasa dari rakyat di tanahnya sendiri,”ungkapnya. (red)







