Kawasi,Nalarsatu.com – Peristiwa memilukan yaag dialami warga Obi ketika membela hak-hak mereka yang di gerogoti PT.Harita Group beberapa waktu lalu mendapat kecaman dari berbagai kalangan.
Kali ini kecaman keras muncul dari tokoh muda Obi Dr.Arwan M.Said, murka atas sikap arogansi Harita yang ditunjukan saat terjadi aksi protes warga atas lahan mereka yang dirusak akibat dari aktivitas pertambangan di Kawasi Pulau Obi.
Menurutnya, Pihak Harita sejatinya menggunakan cara-cara yang humanis dan mengedepankan dialog dalam proses penyelesaian masalah lahan warga yang dirusak itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya ingatkan manajemen/owner PT.Harita Group bahwa yang kalian intimidasi itu adalah tokoh agama di Obi, salah satu Imam Masjid di Desa Madapolo Barat. Kalian korporasi mestinya gunakan cara-cara yang santun dan jangan tunjukan arogansi terhadap warga lokal”.tutur Arwan.
Tolong jangan memancing kemarahan rakyat Obi. Bertindklah secara elegan sehingga warga lokal juga merasa puas dan koroporasi nyaman dalam berinvestasi di Pulau Obi.
“Saya ingatkan Harita, agar kita sama-sama menjaga situasi sosial di Pulau Obi, gunakan model komunikasi yang elegan apalagi terhadap warga lokal disana, stabilitas keamanan jangan dikacaukan oleh ulah oknum yang arogan”.Ujarnya Minggu (23/11).
Kedepan tidak boleh ada lagi hal seperti itu, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika kita lakukan dengan cara yang lebih komunikatif.
“Cukup suda, kedepan tidak boleh terjadi lagi, jangan membuat gaduh di tanah Obi. Harita wajib evaluasi oknum seccurity yang brutal itu dan model pengamanan didesain lebih humanis dan terukur”.Ungkap,Arwan.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dan DPRD wajib turun tangan atas sejumlah masalah lahan warga Obi yang dicaplok dan dirusak akibat aktivitas pertambangan PT.Harita Gorup di Pulau Obi.
“Saya minta Bupati Hasan Ali Basam Kasuba dan DPRD, segera turun pastikan kondisi dilapangan. Banyak masalah disana, pemerintah harus hadir menyelesaikan masalah antara warga Obi dengan korporasi nickel, jangan menunggu sudah ada korban baru pemerintah turun tangan”. Tutup Doktor. (red)







