Nurlaela Syarif : Pendidikan Gratis adalah Amanat Konstitusi

- Penulis Berita

Senin, 5 Mei 2025 - 09:36 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ternate, Nalarsatu.com – Anggota DPRD Kota Ternate dari Komisi III, Dr. Nurlaela Syarif, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa pendidikan gratis bukan sekadar janji atau slogan politis, melainkan amanat konstitusi yang wajib ditegakkan oleh seluruh lembaga pendidikan. Pernyataan itu ia sampaikan dalam kegiatan Dialog Publik yang digelar oleh BEM FIP UNUTARA bertajuk “Pendidikan Kota Ternate: Antara Harapan dan Kenyataan” Ternate, Senin (5/5).

Dalam paparannya, Nurlaela menyoroti masih maraknya pungutan di sekolah-sekolah negeri yang justru menjadi beban bagi keluarga miskin. Ia menyatakan bahwa praktik seperti itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (2) yang menyebutkan: “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”

“Ini perintah konstitusi. Pendidikan dasar harus digratiskan. Tidak boleh ada pungutan yang dibungkus dengan istilah sumbangan, apalagi jika sifatnya memaksa,” tegas Nurlaela di hadapan para peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Nahdatul Ulama Maluku Utara

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia juga mengutip Pasal 31 ayat (4) yang mengamanatkan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD. Dalam konteks ini, ia mempertanyakan efektivitas pengelolaan anggaran pendidikan di Kota Ternate, dan meminta agar pemerintah daerah benar-benar memastikan bahwa dana pendidikan menyentuh kebutuhan pokok peserta didik, bukan habis untuk birokrasi atau kegiatan administratif yang tidak berdampak langsung terhadap kualitas belajar.

“Anggaran pendidikan itu besar. Tapi kalau siswa masih harus bayar ini-itu, kita patut curiga: ke mana uang itu dialirkan? Sekolah negeri harusnya jadi tempat paling aman dan murah untuk rakyat miskin. Jangan malah jadi tempat pungutan terselubung,” ujarnya.

Dr. Nurlaela Syarif juga menyampaikan bahwa semangat pendidikan gratis seharusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, maupun provinsi tetapi juga pemerintah daerah. Ia mendesak agar Dinas Pendidikan Kota Ternate bersama DPRD meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan Dana BOS dan sumber pendanaan lainnya.

Ia menambahkan, pentingnya transparansi dalam tata kelola keuangan sekolah agar masyarakat dapat mengakses informasi dengan mudah dan mencegah munculnya pungutan liar yang sering terjadi dalam bentuk sumbangan komite, seragam, atau biaya kegiatan.

“Kalau kita mau bicara keadilan, maka pendidikan adalah pintu masuknya. Tidak boleh ada satu pun anak Kota Ternate yang gagal sekolah hanya karena tak sanggup bayar biaya yang seharusnya ditanggung negara,” kata Nurlaela menutup pernyataannya. (Red/BM)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Diduga Ada Kepentingan Elit, BEM Unutara Soroti Kriminalisasi 11 Warga Adat Maba Sangaji
Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Berita ini 31 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 16:26 WIT

Kerusakan Alam di Maluku Utara : Antara Kekayaan dan Ancaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru