Ternate,Nalarsatu.com – Nurdiana Kilbarin, yang disebut sebagai pemilik arisan online yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial, memberikan klarifikasinya secara langsung melalui wawancara WhatsApp. Ia membantah tudingan penipuan dan menjelaskan duduk perkaranya.
Nurdiana menyampaikan bahwa arisan yang dijalankannya dimulai sejak tahun 2019 atas permintaan teman-teman dekat, bukan karena ajakan dari dirinya sendiri.
“Saya tidak pernah mengajak orang untuk ikut arisan. Awalnya saya hanya diminta oleh teman-teman dekat untuk memfasilitasi arisan, dan mereka menunjuk saya jadi ketua karena dianggap tegas dan punya banyak usaha, jadi dinilai mampu bertanggung jawab,” ujar Nurdiana pada media (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Arisan dijalankan melalui grup WhatsApp dan siaran langsung di Facebook. Seiring waktu, banyak orang yang tidak dikenal namun berteman di Facebook mengirim pesan pribadi (inbox) meminta untuk ikut arisan, termasuk arisan motor dan tanah.
“Tahun 2020, saya mengelola 56 grup arisan dan semuanya berjalan lancar, selesai dengan baik dan beberapa kembali dibuka ulang,” tambahnya.
Namun, masalah mulai muncul di tahun 2024 ketika ia mengalami kerugian besar dalam usaha. Ia mengaku harus menalangi iuran arisan dari anggota yang mangkir membayar dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan aktivitas arisan.
“Saya umumkan untuk tidak lagi membuka arisan baru. Kalau sudah selesai, langsung saya hentikan,” katanya.
Konflik semakin meruncing ketika sebagian anggota tidak menerima giliran mereka diletakkan di posisi akhir karena sering terlambat membayar. Nurdiana mengaku ini memicu ancaman dari salah satu anggota bernama Azzahra, yang disebutnya memprovokasi anggota lain.
“Mereka bukan korban. Hanya saja, ada sisa uang yang belum semua saya serahkan karena sedang saya tagih dari anggota lain yang belum bayar. Saya minta mereka bersabar 1–2 minggu, tapi tidak mau.”
Ia juga menyebut ada beberapa orang yang sudah lebih dari satu tahun tidak membayar iuran, tetapi justru menuntut pengembalian uang. Nurdiana membuka opsi penyelesaian secara hukum agar semua pihak mendapat kejelasan.
Terkait isu adanya beking dari oknum aparat, Nurdiana menegaskan itu tidak benar.
“Saya justru yang sering melaporkan pencemaran nama baik ke media sosial. Sampai saat ini saya sabar menunggu proses hukum berjalan. Tidak ada yang membekingi saya. Suami saya pun awalnya tidak setuju saya menjalankan arisan karena sibuk usaha, tapi sekarang dia hanya membantu sebisa mungkin, termasuk membantu menyelesaikan tanggungan arisan yang belum lunas.”
Nurdiana menyatakan akan bertanggung jawab secara pribadi terhadap sisa uang yang belum terselesaikan dan berharap pihak-pihak yang merasa dirugikan bersedia menyelesaikannya secara hukum.
Setelah di konfirmasi Azahrah (Syahriyani) membatah bahwa status arisan ini memang tidak jelas dan apa yang di sampaikan oleh owner tidak benaar karena korban ini bukan hanya ada di kota Ternate tapi hampir semua ibu kota kabupaten dan saya pastikan selanjutnya ada lagi yang melapor, ujarnya Azzahrah (Syahriyani) pada media (25/5).
Kami korban hanya berharap pada Ibu Kapolres dan Bapak Kapolda proses secepatnya dan pelaku segera kembalikan Uang kami, pintanya.