Tidore, Nalarsatu.com — Dalam laga yang sarat emosi dan penuh tekanan, TMPR tampil sebagai penguasa lapangan usai menaklukkan Rajawali Simau dengan skor 3-1. Kemenangan ini bukan sekadar tiket ke final GOT 2025, melainkan juga simbol supremasi sepak bola kolektif atas popularitas nama besar.
Atmosfer pertandingan menyerupai tensi El Clásico antara Barcelona dan Real Madrid, dua tim dengan filosofi berbeda namun selalu menciptakan drama. Jika Rajawali Simau dianggap sebagai “Madrid-nya GOT” dengan nama besar dan deretan pemain bintang, maka TMPR datang layaknya Barcelona di masa keemasannya, solid, taktis, dan penuh kejutan dari lini kedua.
Gol pertama TMPR lahir dari kaki Purbayu, menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0. Di babak kedua, Taufik, sang penyerang muda bernomor 19, tampil bak Lamine Yamal muda, berani, cepat, dan klinis. Dua gol dilesakkan ke gawang Rajawali yang tampak kehabisan ide dan energi. Meski lawan sempat mencetak gol hiburan jelang akhir laga, TMPR tetap melenggang dengan skor 3-1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami datang bukan dengan nama besar, tapi dengan keyakinan bahwa sepak bola adalah tentang kerja sama dan keyakinan,” kata Ghozal Elfridho, manajer TMPR. “Ini bukan soal siapa paling bersinar di atas kertas, tapi siapa yang mau berkorban di atas lapangan.”
“Pemain tampil luar biasa. Mereka main bukan untuk menang saja, tapi untuk membuktikan bahwa kerja keras bisa kalahkan gengsi,” ujar Fandi Mochtar, pelatih TMPR yang pantas disebut arsitek kemenangan.
TMPR kini menatap final dengan penuh percaya diri. Seperti Barcelona yang menaklukkan Bernabéu dengan permainan indah, TMPR telah menulis sejarahnya sendiri bukan dengan sorotan, tapi dengan aksi nyata di lapangan. (Red/BSM)