Ketua Kohati Ferawati: Negara Harus Hadir Lindungi Anak, Bukan Membiarkan Mereka Jadi Korban

- Penulis Berita

Selasa, 8 Juli 2025 - 15:55 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Halmahera Selatan Nalarsatu.comKetua Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Bacan, Ferawati Samsir, angkat suara terkait kasus dugaan pencabulan sesama jenis terhadap tiga siswa SMA Negeri di Kecamatan Obi, Halmahera Selatan. Ia menilai kasus ini bukan hanya bentuk kejahatan seksual terhadap anak, tapi juga mencerminkan kegagalan sistem perlindungan anak di tingkat lokal.

Kami sangat prihatin. Ini bukan sekadar kejahatan individu, tapi sudah menjadi darurat perlindungan anak. Sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak, bukan malah menjadi ruang kekerasan,” tegas Ferawati saat diwawancarai Nalarsatu.com, Selasa (8/7/2025).

Ferawati menyebut bahwa trauma psikologis yang dialami para korban bisa berdampak jangka panjang, bahkan memengaruhi masa depan pendidikan dan kepercayaan diri mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Anak-anak ini tidak hanya terluka secara fisik, tapi juga psikis. Trauma yang mereka alami bisa berlangsung bertahun-tahun jika tidak ditangani dengan pendampingan serius,” tambahnya.

Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap tenaga pendidik dan kurangnya ruang aman bagi siswa untuk melapor ketika mengalami pelecehan.

“Kita perlu sistem pengawasan yang ketat terhadap guru dan fasilitas pengaduan yang benar-benar aman dan dipercaya siswa. Harus ada reformasi di sektor pendidikan agar kasus seperti ini tidak terulang.”

Ferawati, mendesak aparat penegak hukum Kapolres Halmahera Selatan AKBP Hendra Gunawan dan Kapolda Maluku Utara Brigjen Waris Agono untuk segera menangkap pelaku dan menindak tegas agar menjadi efek jera, kasus ini di tangani oleh Polsek Obi suda cukup lama. Ia juga meminta pemerintah daerah, dinas pendidikan, dan lembaga perlindungan anak turun tangan menangani korban secara serius.

Kohati mendukung penuh upaya hukum para keluarga korban. Kami menolak segala bentuk penyelesaian kekeluargaan. Negara tidak boleh kompromi terhadap pelaku kekerasan seksual pada anak,” ujarnya (Red/Ir)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

BAZNAS Halsel Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir
Warga Kepung Polsek Obi, Teriakkan Mosi Tidak Percaya: “Hukum Dilacurkan”
Keluarga Desak Kapolres dan Kapolda Malut Tangkap Guru Terduga Pelaku Kekerasan Seksual di Obi
Banjir Rendam Tujuh Rumah di Desa Nurjihat, Warga Mulai Bersihkan Material p
Kapolres Tegas: Pendamping BPNT Sudah Diperiksa, Kasus Masuk Pra-Lidik
Praktisi Hukum Desak Felista Kokiroba Kembalikan Kartu ATM Penerima BPNT: “Itu Pelanggaran, Bisa Dipidana”
Beras Bansos di Jual, Dana BPNT Disunat, Penerima Menderita, Pendamping dan Pegawai Pos Saling Lempar Tanggung Jawab
Kasus Sodomi Siswa di Obi Belum Tuntas, Warga Tuntut Kapolres Segera Menangkap Pelaku
Berita ini 33 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 17:25 WIT

Artificial Intellegence dan Wajah Baru Dunia yang Mengubah Tatanan Global

Rabu, 9 Juli 2025 - 15:54 WIT

Manusia Digital: Dekat Secara Sinyal, Jauh Secara Sosial

Rabu, 9 Juli 2025 - 09:16 WIT

Minimnya Arah Pendidikan di Pulau Gebe

Selasa, 8 Juli 2025 - 16:35 WIT

Absensi Negara dan Dominasi Oligarki sebagai Reinkarnasi Politik Dinasti

Selasa, 8 Juli 2025 - 15:23 WIT

Praktik Pendidikan dan Kemunduran Karakter

Minggu, 6 Juli 2025 - 05:49 WIT

Sofifi dan Harapan Kota Baru Refleksi Awal dari Lapangan

Sabtu, 5 Juli 2025 - 04:41 WIT

Bahu Jalan Jadi Trotoar, Pemkot Kemana?

Sabtu, 5 Juli 2025 - 04:08 WIT

Diskriminasi Perempuan dalam Kekerasan Seksual di Maluku Utara

Berita Terbaru

Opini

Minimnya Arah Pendidikan di Pulau Gebe

Rabu, 9 Jul 2025 - 09:16 WIT