Labuha,Nalarsatu.com – Pernyataan Ketua Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Maluku Utara, Hidayat H. Tawary, yang menyebut Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPC GAMKI) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) menggiring pernyataan Safri Nyong S.H ke isu sara dan terkesan memecah belah persatuan adalah gagal paham.
Hal itu disampaikan lansung oleh Sefnat Tagaku. Menurut Sekretaris DPC GAMKI Halsel itu, bahwa analogi Safri Nyong dalam melihat pelantikan kembali empat Kepala Desa (Kades) yang dilakukan oleh Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba dengan peristiwa Isa Al-Masih yang membangkitkan orang mati adalah salah.
“Komentar Safri itu bermuatan kecaman terhadap Bupati Halsel yang melantik empat Kades, bagaimana mungkin dianalogikan dengan peristiwa Isa Al-Masih yang membangkitkan orang mati? Peristiwa orang mati dibangkitkan kan penuh kesucian dan sakral, mengapa dianalogikan dengan situasi yang carut marut?”, kata Sefnat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Soal penyebutan Isa yang menjadi dalil Safri Nyong dan beberapa pihak termaksud Ketua Wilayah PII Malut untuk dipakai menyerang ke saya, adalah terkesan menutup pernyataan kontroversi dari Safri”, tambah Sekretaris DPC GAMKI Halsel itu.
“Karena yang disampaikan Safri itu ke publik dengan melegitimasi sesuatu yang sakral pada polemik carut marutnya empat Kades, maka hal itu justru yang dapat memecah belah persatuan. Mestinya Safri tahu menempatkan redaksinya”, jelas Sefnat dengan Tegas.
“Jadi, jangan seolah komentar saya lalu digiring sebagai penyebar isu Sara. Itu murni kajian GAMKI secara kelembagaan dalam menilai pernyataan Safri Nyong. Sekali lagi, bahwa tidak ada unsur meresahkan publik, karena GAMKI justru menyorot ke individu Safri Nyong”, ucap Sefnat.
Putera kelahiran Gane Timur itu pun meminta kepada Kapolda Maluku Utara, agar sekiranya memanggil saudara Safri Nyong untuk memeriksa atas pernyataannya yang kontroversi, sehingga tidak menambah polemik yang berkepanjangan. (red/Azu)