Oleh : Sukran kiye – Formatur ketua umum HMI komisariat FKIP unkhair Ternate
TEPAT 1 Muharram 1447 hijriah, mengenang historical leluhur Islam dahalu kalah, jejak-jejak yang kelam tersulam dalam ingatan perjalanan untuk membela kebenaran sekalihpun nyawa lah jadi imbalan. Wajah tegas, dengan senyuman manis tanpa ada kebencian dan rasa takut kepada ummat Tuhan maha Esa, historical perjalanan dengan nawaitu yang tulus, dan ketegasan jiwa sebagai pembela kebenaran, konflik yang memicu seluruh ummat muslim di dunia. Dengan khotbah memberi syarat bahwa kita hadir bukan untuk kekuasan melainkan perintah, titah, citra, dan kesucian Madinah di bawa terik panasnya cahaya matahari, di atas pundak gurun pasir, perlahan pasukan suci melangka. Sebelum perjalanan itu, ternyata sosok anak dari singa padang pasir itu mengetahui bahwa ia akan mengalami kekalahan dan menjemput kesyahidan . Tapi layaknya daun yang ikhlas ketika ia sadar bahwa akan berpisah dengan rantingnya .
10 Muharram, tragedi Do’a tangisan dan perlawanan . Karbala, Historical ini menjadi catatan penting dalam peradaban Islam.
Kita kembali menengok perjalanan yang baru saja terjadi, 1 Muharram 1447 hijriah. Kisah yang larah di makan purnama, 11 warga masyarakat adat adalah perjalanan yang suci, perjalanan yang mulia. Sosok pembela kebenaran tanpa memikirkan kekuasan, akan tetapi keberpihak kekuasan yang menjadi satu instrumen mengelolah struktur sosial menjadi pelindung investasi. Di bawa naungan bendarah panji, benderah kabasaran adat, nyali yang di kutuk tak tunduk pada senapan yang berjanji melindungi. Dengan itu, genggaman parang dan do’a tak mundur atas borgol ilegal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PEMDA HAL-TIM, seharusnya mengambil langka terkait dengan kasus penangkapan 11 warga masyarakat adat, persoalan ini sudah dan tidak lagi di diami oleh pimpinan politik kabupaten Halmahera timur, ini fakta yang terjadi . Keselamatan masyarakat lebih penting dari pada menjaga aktivitas pertambangan yang sejauh ini menciptakan kerusakan ekologi, dan untuk DPRD kabupaten Halmahera timur, jangan hanya menjadi piong selalu di permainkan oleh masyarakat CINA. Kehadiran IUP adalah bagian dari pada penjajahan gaya modern yang seharus di jawab oleh PEMDA HAL-TIM, bukan menjadi bagian dari mereka, kami bisa mengukur basis intelektual dalam fikiran kalian.
Di dalam QS. AN-NAHL AYAT 78 “(ketika engkau di keluar dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, lalu ku berikan engkau pendengaran, penglihatan dan hati agar engkau dapat bersyukur)”.Dari penjelasan surat di atas, bahwa kalian tidak menggunakan seluruh instrumen Epistemic yang di berikan oleh Tuhan maha Esa dengan baik , ini di karenakan kalian mengalami cacat Epistemic, seharusnya menjadi satu landasan perubahan sosial di kabupaten Halmahera timur. Rentang waktu, dari masehi ke abad yang berkelanjutan, sejauh ini dan secara umum telah menjadi ansih dan murni sebagian besar rakyat Indonesia mengakui bahwa Pancasila adalah “ideologi Negera” dan UUD 45 adalah aturan yang mengatur struktur sosial. Lalu Bineka Tunggal Ika di jadikan sebagai falsafah hidup, “kita berbeda tapi tetap satu” yang di jewantahkan dalam rana sosial.
Tapi realitas berbelok arah, harapan yang di harapkan terindikasi kejahatan paling brutal, lewat aturan-aturan sebut sajan Pemerintah instrumen mengelolah struktur sosial.
Saat ini, Indonesia mengalami rentetan problem sosial, di Maluku Utara misalnya.dari tragedi pembunuhan di hutan Haltim, Halteng yang menjadi ancaman paling brutal untuk masyarakat, penangkapan 11 warga masyarakat adat Maba Sangaji dalam hal mempertahankan. Hak wiliyat adat sebagai hutan yang menghidupkan masyarakat. Namun kita terlihat lemah di hadapan Hukum, pemerintah, bahkan pihak berwajib kepolisian.ini menandai bahwa Pancasila, UUD 45 tak lagi berfungsi sebagai aturan dan tali pengikat bangsa dari ancaman Negera luar bahkan negera kita sendiri. Hak Asasi Manusia ( HAM ) hanyalah Lebel dalam mengangkat derajat dan martabat pemerintah saat ini.
Pemda Haltim, Camat, kepala desa dan Wakapolres Haltim menjadi tameng seluruh IUP yang berada di Halmahera timur.
Belum lagi sebagian masyarakat yang simpang siur dalam memahami pertambangan. Bagi mereka itulah lapangan kerja untuk menjawab pengangguran di Halmahera timur, padahal
Mereka di besarkan oleh kelepa, cengkeh,pala,sagu,dan pisang . Seharusnya, kita menghargai kelapa, pala, cengkeh,sagu dan pisang sebagai satu demensi yang mengaktifkan perputaran ekonomi di Maluku Utara . Kemungkinan sejarah telah hilang dalam fikiran mereka . (*)