Obi,Nalarsatu – Gedung Serbaguna Laiwui, Kecamatan Obi, dipadati puluhan warga yang antusias mengikuti konsultasi publik yang digelar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Halmahera Selatan (HALSEL). Acara ini menjadi momen penting untuk merespons keluhan masyarakat seputar lonjakan tagihan air dalam beberapa bulan terakhir.
Direktur PDAM HALSEL, Soleman Bobote, hadir langsung bersama Camat Obi, Ali Lajaharia, perwakilan Polsek dan Koramil, kepala desa, serta anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Dalam dialog terbuka, warga dari berbagai desa menyampaikan keresahan mereka terhadap tarif air yang dianggap melonjak drastis tanpa sosialisasi memadai.
Salah satu warga Desa Buton, Ibu Mida, menyampaikan keluhan terkait tagihan air yang dianggap tidak sebanding dengan jumlah pemakaian di rumahnya. Menurutnya, dalam satu rumah hanya dihuni empat orang, meski sesekali keluarga dari luar daerah datang menginap. Namun, ia menegaskan, kehadiran tamu tersebut tidak berlangsung lama dan tidak signifikan memengaruhi konsumsi air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dulu tagihan kami hanya sekitar Rp50 ribu sampai Rp70 ribu. Sekarang bisa naik sampai Rp130 ribu lebih. Kami bingung, kenaikannya berdasarkan apa,” ujar Mida Kamis (26/6).
Menanggapi hal tersebut, Soleman menjelaskan bahwa tarif air di wilayah Halmahera Selatan terakhir mengalami kenaikan pada 2022, setelah lama tidak ada perubahan sejak tahun 2006. Ia menegaskan bahwa penyesuaian tarif ini merupakan kewajiban berdasarkan SK,Peraturan Daerah Nomor 186 Tahun 2022 dan kenaikan biaya operasional PDAM yang tak terhindarkan.
“PDAM bukan entitas komersial, kami hadir untuk melayani. Penyesuaian tarif ini perlu agar layanan tetap berkelanjutan. Namun, kami akui sosialisasi kurang maksimal dan menjadi evaluasi kami ke depan,” ujar Soleman Kamis (26/6).
Lebih jauh, Soleman memperkenalkan penerapan PASS Sistem, sebuah inovasi digital yang memudahkan pelanggan dalam memantau penggunaan air dan pembayaran tagihan secara transparan.
“Melalui PASS Sistem, pelanggan bisa langsung melihat rincian pemakaian air mereka secara real time, sehingga bisa menghindari kebingungan terkait tagihan,” jelasnya.
Camat Obi, Ali Lajaharia, menyambut positif kehadiran PDAM dan dialog langsung dengan masyarakat. Ia mengingatkan pentingnya komunikasi dua arah agar ketegangan akibat kebijakan tarif bisa diminimalisasi.
“Saya berharap ke depan setiap perubahan tarif atau kebijakan lain disosialisasikan secara menyeluruh. PDAM juga harus lebih proaktif mendekati masyarakat, jangan menunggu keluhan datang,” tegas Ali.
Soleman menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pelayanan, memperkuat unit lapangan, dan membuka ruang komunikasi yang lebih luas. Ia mengungkapkan rencana PDAM untuk melakukan sosialisasi berkala dan memperbaiki sistem pembacaan meter air, yang selama ini menjadi sumber ketidakjelasan tagihan.
“Banyak lonjakan tagihan karena baru terpasangnya meteran di beberapa pelanggan. Mulai bulan depan, kami pastikan pembacaan dilakukan langsung dan akurat. Petugas juga akan dilatih agar lebih profesional,” tuturnya.