HALSEL, Nalarsatu.com – Kasus pemecahan kaca pintu ruang bersalin Puskesmas Gane Timur oleh oknum Bendahara Desa Maffa, Safrin Sukur, pada Sabtu (16/8/2025) kian panas. Meski publik mendesak polisi agar memproses kasus ini sebagai tindak pidana perusakan fasilitas negara, muncul kabar adanya upaya mediasi di belakang layar.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Halsel, Asia Hasyim, dalam keterangannya menegaskan bahwa perusakan fasilitas kesehatan adalah persoalan serius yang tidak bisa dianggap sepele.
“Puskesmas adalah fasilitas kesehatan milik pemerintah. Setiap kerusakan yang ditimbulkan pihak manapun harus diproses sesuai hukum, karena itu bukan milik pribadi, melainkan aset negara yang digunakan untuk melayani masyarakat,” tegas Asia, Jumat (29/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, sehari sebelum pernyataan keras itu, Kamis (28/8/2025), Kadinkes mengaku sempat kedatangan tamu tak biasa. Empat orang yang terdiri dari Kepala Desa Harun Hamid, Bendahara Desa Safrin Sukur, dan dua rekan kades mendatangi kantor Dinas Kesehatan menggunakan satu Unit mobil Honda Brio RS. Kedatangan mereka disebut-sebut sebagai upaya untuk “menjelaskan” kasus sekaligus mencari jalan damai.
“Mereka datang menjelaskan kronologi masalah yang terjadi. Tapi saya tidak bisa serta-merta percaya siapa yang benar dan siapa yang salah. Saya serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum,” ungkap Asia Hasim.

Pernyataan ini memunculkan tanda tanya publik, apakah kunjungan tersebut merupakan bentuk mediasi, atau justru tekanan moral agar kasus tidak diproses lebih jauh.
Di sisi lain, Kadinkes menegaskan pihaknya tetap mendampingi Puskesmas Gane Timur, baik dari aspek hukum maupun perbaikan fasilitas yang dirusak.
“Ini bukan sekadar kaca pecah. Ini menyangkut wibawa negara dalam melindungi fasilitas kesehatan masyarakat. Kalau dibiarkan, akan ada lagi peristiwa serupa di kemudian hari,” pungkasnya.