Maluku Utara Tambang Kaya, Rakyat Merana

- Penulis Berita

Kamis, 10 Juli 2025 - 14:11 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Tendri RudinPegiat Literasi Sahabat Nulis. 

DI Maluku Utara menjadi tempat perampokan yang dilegalkan. Di bawah tanahnya terkandung nikel, emas, dan logam strategis yang kini menjadi rebutan raksasa industri. Tetapi kekayaan tak pernah menyentuh tangan rakyat. Yang diterima hanyalah debu tambang, air tercemar, hutan yang lenyap, dan hidup yang makin sempit.

wilayah Halmahera, Obi, telah berubah menjadi kawasan tambang raksasa. Alat berat menggusur tanah ada , Limbah meracuni sungai dan laut, Negara berdiri di barisan depan sebagai penyedia izin, penjamin investor, dan pengabaian jeritan masyarakat lokal. Pembangunan didorong atas nama pertumbuhan ekonomi dan transisi energi hijau tetapi siapa yang tumbuh?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Warga di sekitar tambang hidup dalam ketidakpastian,Mereka yang dahulu hidup dari laut dan ladang, kini bergantung pada buruh tambang kontrak dengan upah rendah, tanpa jaminan, tanpa perlindungan. Nelayan kehilangan ikan karena laut tercemar limbah. Petani kehilangan tanah karena digusur tanpa ganti untung. Perempuan dan anak-anak kehilangan sumber air bersih karena sungai telah berubah warna dan bau. Lalu ketika mereka bersuara, yang datang bukan keadilan melainkan intimidasi, aparat, dan ancaman kriminalisasi.

Inilah wajah para kolonialisme. kekayaan alam disedot habis, rakyat menjadi korban, dan semuanya dibungkus dalam retorika pembangunan nasional. Korporasi asing dan lokal mengeruk laba, pejabat menuai rente, sementara rakyat Maluku Utara tak mendapat apa-apa selain luka dan kemiskinan. Inilah pembangunan yang timpang, dan negara menjadi aktor utama di balik ketimpangan itu.

Statistik ekonomi boleh berbicara tentang pertumbuhan tinggi, tetapi itu adalah pertumbuhan yang menyisakan kuburan harapan rakyat. Tak ada keadilan dalam pertambangan yang membunuh ruang hidup. Tak ada masa depan dalam ekonomi yang dibangun di atas reruntuhan kedaulatan rakyat. Kita sedang menyaksikan perampokan terang-terangan, dengan stempel legal dan iringan pidato pejabat.

Jika para pemimpin masih punya nurani, maka tambang-tambang ini harus dihentikan, dievaluasi total, dan dikembalikan fungsinya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat bukan hanya para pemilik modal. Tapi jika tidak, maka sejarah akan menulis bahwa Maluku Utara adalah tanah kaya yang dibiarkan hancur demi kepentingan segelintir elit. Dan rakyatnya Dibiarkan merana, ditindas, dan dilupakan di negeri sendiri. (*)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sejarah Kepemimpinan Perempuan Pertama Di Maluku Utara Dalam Bingkai Kesetaraan Gender
Ketika Budaya Membatasi Perempuan, Pendidikan Jadi Jalan Pembebasan
Artificial Intellegence dan Wajah Baru Dunia yang Mengubah Tatanan Global
Manusia Digital: Dekat Secara Sinyal, Jauh Secara Sosial
Minimnya Arah Pendidikan di Pulau Gebe
Kontroversi Pernyataan Fadli Zon Soal Kasus Pemerkosaan 1998
Absensi Negara dan Dominasi Oligarki sebagai Reinkarnasi Politik Dinasti
Praktik Pendidikan dan Kemunduran Karakter
Berita ini 72 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 11 Juli 2025 - 13:29 WIT

Polisi Harus Paham, Kasus Pemerkosaan dan Pencabulan Siswa di Obi adalah Delik Biasa Bukan Jalur damai

Jumat, 11 Juli 2025 - 06:27 WIT

Dugaan Penggelapan Anggaran Masjid Rp626 Juta di Desa Pas Ipa, Mahasiswa Desak Inspektorat Bertindak

Kamis, 10 Juli 2025 - 14:28 WIT

Praktisi Hukum: Tiga Polisi Obi Layak Diproses Pidana, Bukan Sekadar Etik

Kamis, 10 Juli 2025 - 09:24 WIT

“Pasien Meninggal karena Obat Kosong, DPRD: Copot dr. Diky dari Jabatan Direktur RSU Obi!”

Kamis, 10 Juli 2025 - 08:03 WIT

Gelar Perkara di Polda Malut, Pelaku Pencabulan Siswa Obi Segera Jadi Tersangka

Rabu, 9 Juli 2025 - 08:50 WIT

BAZNAS Halsel Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir

Rabu, 9 Juli 2025 - 07:58 WIT

Warga Kepung Polsek Obi, Teriakkan Mosi Tidak Percaya: “Hukum Dilacurkan”

Selasa, 8 Juli 2025 - 15:55 WIT

Ketua Kohati Ferawati: Negara Harus Hadir Lindungi Anak, Bukan Membiarkan Mereka Jadi Korban

Berita Terbaru

Opini

Maluku Utara Tambang Kaya, Rakyat Merana

Kamis, 10 Jul 2025 - 14:11 WIT

Serba-serbi

Pengembangan Pendidikan di Maluku Utara

Kamis, 10 Jul 2025 - 13:45 WIT