Keluarga Korban Pencabulan di Obi Desak Kepastian Hukum, Kasus Berlarut-larut

- Penulis Berita

Kamis, 13 Maret 2025 - 14:58 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Spanduk Desakan dari Keluarga Korban Kepada Polda Malut, Ombudsman &Komnas HAM

Spanduk Desakan dari Keluarga Korban Kepada Polda Malut, Ombudsman &Komnas HAM

Halmahera Selatan, nalarsatu.com – Lima bulan tanpa kejelasan hukum, keluarga korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh seorang guru di SMA Negeri 6 Laiwui, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, kembali mendatangi Polsek Obi pada Kamis (13/3/2025). Mereka menuntut kepastian hukum atas kasus yang dinilai mandek tanpa perkembangan signifikan.

“Kami sudah lima bulan menempuh jalur hukum di Polsek Obi, tetapi kasus ini seperti jalan di tempat. Tidak ada kejelasan, tidak ada tindakan nyata,” ujar Narjin Khombois, perwakilan keluarga korban, saat diwawancarai Via Whatsapp.

Narjin menegaskan bahwa keluarga korban merasa kecewa dengan lambannya proses hukum. Mereka berharap pihak kepolisian segera menetapkan tersangka dan menahan pelaku sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami masih menahan amarah, tetapi jika kasus ini terus dibiarkan berlarut-larut, kami khawatir situasi di luar kendali,” tegasnya.

Aspek Hukum: Penegakan Keadilan untuk Korban

Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur merupakan tindak pidana serius yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak. Praktisi hukum Bambang Joisangadji menilai, jika bukti sudah cukup, kepolisian seharusnya bertindak cepat.

“Dalam kasus seperti ini, alat bukti bisa berupa keterangan saksi, visum et repertum, dan bukti pendukung lainnya. Jika sudah memenuhi syarat, kepolisian harus segera menggelar perkara dan menetapkan tersangka,” paparnya.

Bambang merujuk pada Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur ancaman pidana minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun penjara bagi pelaku pencabulan terhadap anak.

“Jika proses hukum dibiarkan berlarut-larut, kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum bisa terganggu. Kasus-kasus seperti ini harus mendapat atensi khusus agar korban mendapatkan keadilan,” tambahnya.

Pihak Kepolisian: Kasus Masih dalam Penyelidikan

Menanggapi desakan keluarga korban, Kasat Reskrim Polres Halsel, IPTU Gian C. Jumario, menegaskan bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini secara mendalam.

“Kami serius menangani perkara ini. Saat ini Polsek Obi masih dalam tahap penyidikan. Secara hukum, ada lima alat bukti yang harus dipenuhi, dan sejauh ini baru dua yang terpenuhi. Jika nanti bukti sudah cukup, pelaku pasti akan ditahan,” jelas Gian melalui sambungan telepon.

Ia meminta keluarga korban untuk bersabar dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian.

“Kami terus mendalami kasus ini dan akan mengambil langkah lebih lanjut sesuai ketentuan hukum,” tambahnya.i

Hingga kini, keluarga korban tetap bersikeras mengawal jalannya proses hukum. Mereka berharap aparat kepolisian segera mengambil langkah nyata untuk menegakkan keadilan dan memastikan pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya.

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Tarif PDAM Halsel, Dirut Soleman Bobote: Sudah Sesuai SK Bupati
Berita ini 121 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 23:13 WIT

Ternate dan Krisis Drainase

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru

Opini

Ternate dan Krisis Drainase

Selasa, 24 Jun 2025 - 23:13 WIT