Kritik DP3AKB Halsel : Santi Yallo,Perlindungan Perempuan & Anak Tak sekedar Seremoni

- Penulis Berita

Minggu, 13 April 2025 - 04:49 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LABUHA, Nalarsatu.com – Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) didesak segera mengambil langkah konkret dalam menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak, menyusul munculnya sejumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di beberapa desa.

Dalam wawancara bersama awak media, pegiat perlindungan anak dan perempuan, Santi Yallo, menegaskan bahwa perlindungan terhadap kelompok rentan merupakan tanggung jawab penuh pemerintah. Sebagai pelayan publik, pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan arah kebijakan pembangunan, termasuk dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak.

“Anak adalah pesan hidup yang kita kirimkan ke masa yang tidak bisa kita lihat. Jika mereka tidak dilindungi hari ini, maka kita sedang merusak masa depan itu sendiri,” tegas Santi, Minggu (13/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Santi, aktivis pegiat perlindungan anak yang juga mantan anggota KPU Halmahera Selatan, menilai maraknya kasus kekerasan tidak semata karena lemahnya pengawasan keluarga, tetapi juga disebabkan minimnya peran pemerintah daerah. Ia menyoroti kinerja DP3AKB yang dinilainya belum memiliki strategi perlindungan yang terukur serta anggaran yang memadai untuk menjalankan tugas secara efektif.

“Tugas pokok DP3AKB adalah melakukan sosialisasi, advokasi, dan kampanye pencegahan kekerasan. Tapi semua itu nyaris tidak berjalan. Sosialisasi tidak bisa hanya mengandalkan media sosial dan stiker, tapi harus menyasar langsung ke sekolah dan keluarga,” ujarnya.

Santi menekankan pentingnya pembinaan dan pendampingan keluarga sebagai kunci utama dalam pencegahan. Untuk itu, ia mengusulkan agar DP3AKB menjalin kemitraan aktif dengan pemerintah desa untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Desa. Satgas ini nantinya akan bertugas memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat hingga tingkat RT.

“Ini harus menjadi program berkelanjutan. Jangan hanya sibuk dengan program keluarga berencana, karena program itu hanya efektif jika lingkungan keluarga benar-benar terlindungi,” katanya.

Ia juga mendorong pemerintah agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap upaya perlindungan perempuan dan anak, sekaligus memastikan pelaku kekerasan mendapatkan sanksi hukum yang tegas.

“Efek jera hanya bisa tercipta jika hukum ditegakkan secara adil dan cepat,” tandasnya.

Pemerintah daerah, melalui DP3AKB, didorong untuk tidak lagi terjebak dalam pola lama yang menunggu kasus terjadi sebelum bertindak. Santi aktivitis dan mantan camat tersebut, mengajak dinas terkait untuk berinovasi dengan membentuk satuan tugas perlindungan anak hingga ke tingkat kecamatan. “Kita perlu membangun sistem yang mampu mencegah sejak dini, bukan hanya bereaksi saat kekerasan sudah terjadi,” ujar Santi.

 

penulis    : Irwan Abubakar

Editor    : Redaktur Nalarsatu.com

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Diduga Ada Kepentingan Elit, BEM Unutara Soroti Kriminalisasi 11 Warga Adat Maba Sangaji
Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Berita ini 306 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 16:26 WIT

Kerusakan Alam di Maluku Utara : Antara Kekayaan dan Ancaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru