Paripurna Tanpa Bupati, DPRD Halsel: Ini Bentuk Penghinaan Institusi!

- Penulis Berita

Senin, 14 April 2025 - 15:43 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Labuha, Nalarsatu.com — Panggung politik Halmahera Selatan kembali memunculkan ironi. Rapat paripurna penyampaian rekomendasi hasil reses masa sidang I DPRD Halmahera Selatan, Senin, 14 April 2025, justru nyaris tanpa dihadiri pejabat eselon atas. Dari 30 pimpinan OPD yang diundang, hanya satu kursi terisi. Sisanya kosong.

Pemandangan janggal itu seolah menjadi gambaran buram relasi eksekutif dan legislatif di daerah ini. Satu-satunya pejabat yang hadir hanyalah Kepala DinasKependudukan dan Pencatatan Sipil, Kader Noh. Sementara kursi pimpinan OPD lain, staf ahli, asisten, hingga kursi Bupati Bassam Kasuba dan Wakilnya, Helmi Umar Muchsin, dibiarkan kosong tanpa kejelasan.

Alih-alih hadir langsung, Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan hanya mengutus Sekretaris Daerah, Safiun Radjulan, untuk menerima dokumen keputusan DPRD sebuah manuver yang dinilai merendahkan martabat institusi legislatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketidakhadiran kolektif para pejabat eksekutif ini sontak menyulut kemarahan di internal DPRD. Bagi para wakil rakyat, absennya Bupati dan jajaran kepala dinas tak hanya memperlihatkan ketidakdisiplinan birokrasi, melainkan sinyal lemahnya komitmen politik Pemkab dalam menghormati mekanisme pengawasan yang sah dalam sistem pemerintahan daerah.

Wakil Ketua DPRD Halmahera Selatan, Muslim Hi Rakib, menegaskan bahwa tindakan absen ini mencederai semangat kemitraan antara eksekutif dan legislatif. “Ini bukan soal hadir atau tidak hadir. Ini soal penghormatan terhadap institusi, terhadap proses pengawasan yang dijamin konstitusi,” ujar Muslim dengan nada geram, usai rapat paripurna.

Muslim juga menyoroti bahwa ketidakhadiran tersebut merupakan bentuk pelanggaran tata tertib DPRD yang secara tegas mewajibkan kepala daerah menghadiri forum paripurna, apalagi saat pembahasan pokok-pokok pikiran hasil reses yang sejatinya berangkat dari suara masyarakat di akar rumput.

“Jangan sampai publik menilai Bupati dan perangkatnya mengabaikan suara rakyat yang kami bawa dalam forum resmi ini,” kata Muslim.

Nada kekecewaan serupa juga dilontarkan oleh Sekretaris Komisi III DPRD Halmahera Selatan, Masdar Mansur. Menurutnya, ketidakhadiran kepala daerah dan pimpinan OPD dalam forum paripurna bukan lagi sekadar persoalan etika, melainkan bentuk penghinaan terhadap DPRD sebagai lembaga representasi rakyat.

“Ini bukan kelalaian administratif biasa. Ketidakhadiran mereka adalah bentuk pelecehan institusi yang seharusnya dihormati, karena DPRD adalah wadah suara rakyat,” tegas Masdar kepada wartawan Senin (14/4).

Masdar menilai absennya Bupati, Wakil Bupati, dan para pejabat eksekutif dalam forum resmi ini memperlihatkan betapa rendahnya komitmen pemerintah daerah dalam menghargai mekanisme demokrasi lokal.

“Ini DPRD, bukan lembaga yang bisa diperlakukan seenaknya. Ketidakhadiran mereka mencerminkan sikap mengabaikan aspirasi rakyat yang telah kami rangkum dalam reses, dan forum paripurna ini adalah ruang resmi untuk menyampaikannya,” ujarnya. (WP) 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Diduga Ada Kepentingan Elit, BEM Unutara Soroti Kriminalisasi 11 Warga Adat Maba Sangaji
Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Berita ini 376 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 16:26 WIT

Kerusakan Alam di Maluku Utara : Antara Kekayaan dan Ancaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru