Ricuh di Halmahera Selatan, Massa Tuntut Percepatan Proyek Jalan Hotmix Pulau Makian

- Penulis Berita

Rabu, 7 Mei 2025 - 16:05 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aksi Bentrok di Depan Kantor Dinas PUPR Massa Aksi, Satpol PP, Aparat Kepolisian, Kadis PUPR dan Sejumlah Pegawai Dinas PUPR Halmahera Selatan (Foto/Nalarsatu)

Aksi Bentrok di Depan Kantor Dinas PUPR Massa Aksi, Satpol PP, Aparat Kepolisian, Kadis PUPR dan Sejumlah Pegawai Dinas PUPR Halmahera Selatan (Foto/Nalarsatu)

LABUHA,Nalarsatu.com  – Aksi unjuk rasa yang digelar puluhan warga dari Front Perjuangan Masyarakat Pulau Makian berakhir ricuh di dua lokasi berbeda di Halmahera Selatan, Rabu, 7 Mei 2025. Massa memprotes lambannya penyelesaian proyek jalan hotmix yang telah berjalan hampir dua tahun di wilayah Kecamatan Pulau Makian.

Kericuhan pertama terjadi sekitar pukul 10.00 WIT di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Halmahera Selatan. Massa memaksa masuk ke area kantor, terlibat saling dorong dengan petugas Satpol PP dan aparat kepolisian yang berjaga. Beberapa peserta aksi mencoba membakar ban bekas, namun berhasil digagalkan petugas.

Tidak puas dengan tanggapan awal, massa kemudian bergerak ke Kantor Bupati Halmahera Selatan di kawasan Karet Putih, Bacan Selatan. Situasi kembali memanas ketika demonstran menerobos penjagaan petugas dan melanjutkan aksi di dalam area kantor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Apa yang kami hadapi selama hampir dua tahun ini adalah ketidakpastian. Jalan-jalan kami rusak, debu beterbangan, anak-anak kami sakit, aktivitas warga terganggu. Pemerintah harus hadir dan segera menyelesaikan proyek ini,” kata Mursal Hamir, Koordinator Aksi Rabu (7/5).

Aksi unjuk rasa tersebut berfokus pada percepatan penyelesaian jalan hotmix di empat desa: Gitang, Kyowor, Matantantengin, dan Sangapati. Masyarakat menilai proyek yang tak kunjung rampung mencerminkan buruknya tata kelola infrastruktur daerah.

Situasi baru mulai kondusif setelah Bupati Halmahera Selatan, Bassam Kasuba, turun langsung menemui massa dan menggelar dialog terbuka. Dalam kesempatan itu, Plt Kepala Dinas PUPR, M. Idham Pora, menyatakan bahwa progres proyek telah mencapai 53 persen dan sedang dalam proses pencairan anggaran lanjutan.

SPM (Surat Perintah Membayar) sudah diterbitkan. Sekitar Rp900 juta telah disiapkan untuk pencairan tahap berikutnya. Kami berharap pekan depan pelaksana proyek kembali bekerja di lapangan,” kata Idham. Ia juga menambahkan bahwa tambahan anggaran sebesar Rp5 miliar telah diajukan dalam APBD 2025.

Namun aksi tak berlangsung damai. Sejumlah peserta aksi mengalami luka ringan akibat insiden dorong-mendorong. Salah satunya adalah Sartono Halik, Ketua DPD Gerakan Pemuda Marhainesme (GPM) Maluku Utara, yang mengaku menjadi korban kekerasan aparat.

“Saya ditarik hingga terjatuh oleh petugas kepolisian saat hendak menyampaikan aspirasi. Padahal tugas mereka mengawal, bukan menghalangi rakyat yang ingin bicara soal kepentingan dasar seperti jalan,” ujar Sartono kepada wartawan.

Hal serupa dialami oleh Bung Harmain Rusli, Ketua DPC Gerakan Pemuda Marhaenisme (GPM) Halmahera Selatan. Ia mengaku menjadi korban tindakan represif dari oknum Satpol PP dan aparat kepolisian saat aksi berlangsung. “Baju saya sampai sobek. Ini bentuk kekerasan yang tak bisa ditoleransi. Pelakunya harus diproses secara hukum,” ujar Harmain pada Nalarsatu.com Rabu (7/5/2025).

Ia menegaskan bahwa kekerasan terhadap massa aksi harus menjadi perhatian serius aparat penegak hukum. “Kami tidak akan diam. Ini harus menjadi atensi Kapolres dan Kepala Satpol PP. Saya mendesak Bupati Halmahera Selatan untuk segera mengevaluasi petugas yang bertindak di luar prosedur,” ujarnya dengan nada tegas. (red/ir) 

 

 

 

 

 

 

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Diduga Ada Kepentingan Elit, BEM Unutara Soroti Kriminalisasi 11 Warga Adat Maba Sangaji
Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Berita ini 74 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 16:26 WIT

Kerusakan Alam di Maluku Utara : Antara Kekayaan dan Ancaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru