Ternate,Nalarsatu.com – Suasana khidmat menyelimuti halaman Masjid Jabal Nur, Kelurahan Toboleu, Kecamatan Ternate Utara, Jumat 6 Juni 2025 siang tadi. Seusai salat Jumat, gema takbir masih bergema ketika panitia dan warga berkumpul untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Dua ekor sapi dipersiapkan sebagai wujud penghambaan, keikhlasan, dan kepedulian sosial yang menjadi inti dari perayaan Idul Adha.
Idul Adha, yang jatuh setiap 10 Dzulhijjah, bukan sekadar perayaan tahunan. Lebih dari itu, ia adalah momen spiritual yang mengakar kuat pada sejarah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu.’ Ia menjawab: ‘Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.”
(QS. Ash-Shaffat: 102)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kisah itu bukan sekadar narasi sejarah, tapi menjadi teladan abadi tentang kepasrahan total kepada kehendak Ilahi. “Idul Adha mengajarkan kita tentang keikhlasan dan keimanan mutlak, sebagaimana Ibrahim dan Ismail rela melepas hal yang paling dicintai demi ketaatan kepada Allah,” ujar Hamdani, Bendahara Masjid Jabal Nur Toboleu, kepada Nalarsatu.com Jumat (6/6).
Ritual yang Sarat Nilai Sosial
Prosesi penyembelihan di M.Jabal Nur dilakukan secara gotong royong oleh panitia dan pengurus masjid. Ketua BKM, Tamrin Robo, menjelaskan bahwa pemotongan hewan kurban dilakukan selepas salat Jumat, disaksikan oleh masyarakat dan jajaran pengurus masjid.
“Kami ingin memastikan bahwa ibadah ini bukan hanya simbolik, tapi benar-benar sampai pada mereka yang membutuhkan,” kata Tamrin.

Ketua Panitia, Rizal Kaidati, menambahkan bahwa tahun ini dua ekor sapi disiapkan untuk kurban, dan seluruh distribusi daging akan difokuskan kepada warga sekitar yang kurang mampu. Proses pemotongan dilakukan di pelataran masjid sebagai bagian dari tradisi tahunan.
Idul Adha: Momen Refleksi, Bukan Sekadar Selebrasi
Bagi pengurus masjid, Idul Adha bukanlah ajang pamer kuantitas kurban, tapi saat untuk menguji keikhlasan. “Kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tapi menyembelih ego, keserakahan, dan keakuan. Sejauh mana kita mampu meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam kehidupan sosial kita hari ini?” ujar Hamdani Jumat (6/6).
Nilai-nilai pengorbanan yang dicontohkan oleh para nabi telah ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan oleh anak Adam pada hari Idul Adha yang lebih dicintai Allah daripada menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kuku-kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban itu akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah, maka berbahagialah kalian dengannya.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Semangat Kolektif dan Harapan Keberkahan
Meski hanya dua ekor sapi yang dikurbankan, semangat kolektif warga Toboleu tetap kuat. Tidak sedikit masyarakat yang menyumbang secara kolektif agar dapat berpartisipasi dalam ibadah kurban. Hal ini menunjukkan bahwa semangat berkurban tidak diukur dari seberapa banyak hewan yang disembelih, melainkan dari keikhlasan dan kebersamaan yang terbangun.
“Nilai keberkahan itu muncul saat kita berbagi dengan tulus, tanpa pamrih. Dan kurban ini adalah momen terbaik untuk itu,” tutur Rizal Jumat (6/6).