100 Hari Bassam – Helmi: DPRD Kritik Keras Kinerja Pemda, Kadis Pariwisata dinilai Tidak Inovatif

- Penulis Berita

Sabtu, 21 Juni 2025 - 13:20 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Halmahera Selatan, Nalarsatu.com – Memasuki 100 hari masa kerja Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan (Halsel), Bassam-Halmi, dua anggota DPRD dari Partai Golkar dan PKB, Hi Sagaf Hi Taha dan Safri Hi Talib, secara tegas menilai kinerja pemerintah daerah belum menunjukkan perubahan berarti terutama di bidang pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

Dalam dialog bertema “100 Hari Kepemimpinan Bassam-Helmi” yang digelar Warkop Halsel, kedua wakil rakyat tersebut mengkritisi langsung sejumlah persoalan yang hingga kini belum terselesaikan. Namun sorotan paling tajam datang dari Safri Hi Talib, anggota DPRD dua periode dari Fraksi PKB, yang menyebutkan bahwa kinerja Dinas Pariwisata Halsel sangat mengecewakan dan jauh dari harapan.

“Kita tidak bisa berharap banyak dari Dinas Pariwisata. Kepala Dinasnya sama sekali tidak kreatif dan tidak berfungsi,” ujar Safri dengan nada kritis di hadapan Sekda Halsel, Safiun Rajulan. Ia menegaskan, meski Dinas Pariwisata mendapat porsi anggaran yang tidak sedikit dalam APBD, kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah sangat jauh dari potensinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Apa yang mau diharapkan? Banyak pulau di Halsel memiliki potensi luar biasa yang bisa menggerakkan ekonomi daerah, tapi kalau kepala dinasnya sendiri tidak paham dan tidak mampu mengelola serta mengembangkan potensi itu secara maksimal, jangan harap ada perubahan,” katanya.

Safri menilai persoalan ini mencerminkan lemahnya tata kelola pemerintahan yang berdampak pada stagnasi pembangunan dan ekonomi daerah. Ia juga menyoroti persoalan infrastruktur vital seperti jembatan penghubung di jalur jalan lingkar yang sampai saat ini belum tuntas.

“Kita bicara jalan lingkar, tapi jembatan penghubung yang sangat krusial belum ada kejelasan datanya. DPRD bahkan belum mendapat informasi resmi soal rencana pembangunan jembatan ini. Ini menunjukkan kurangnya koordinasi dan transparansi dari Pemda,” kritik Safri pada Jumat (20/6).

Tak hanya itu, Safri juga mengingatkan bahwa berbagai isu sosial dan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, hingga kasus pelecehan anak di bawah umur masih menjadi pekerjaan rumah besar yang belum mendapat perhatian serius.

“Kita ini bicara pembangunan, tapi faktanya masih banyak persoalan mendasar yang cuma sebatas perencanaan. Ini aneh dan sangat memprihatinkan,” tegasnya.

Sementara itu, Hi Sagaf Hi Taha dari Golkar juga menyampaikan pandangannya bahwa selama 100 hari kepemimpinan Bassam-Helmi, belum ada gebrakan baru yang signifikan. Menurutnya, sebagian besar program yang berjalan saat ini masih melanjutkan apa yang telah dirancang pada periode sebelumnya.

“Kita belum melihat terobosan baru, apalagi perbaikan berarti dalam pelayanan publik dan pembangunan. Nanti kita lihat di 2026, apakah ini akan berubah atau tetap stagnan,” katanya.

Sekda Halsel, Safiun Rajulan, yang juga hadir sebagai pemateri dialog, berjanji akan menindaklanjuti berbagai masukan tersebut dan berupaya mendorong percepatan realisasi program pembangunan.

Dialog ini menunjukkan betapa masyarakat dan wakil rakyat terus mengawasi ketat kinerja Pemda Halsel di masa awal pemerintahan Bassam-Helmi. Kritik pedas Safri Hi Talib terhadap Dinas Pariwisata khususnya membuka catatan penting bagi pemerintah daerah untuk segera membenahi tata kelola dan meningkatkan efektivitas sektor yang punya potensi strategis tersebut.

 

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Tarif PDAM Halsel, Dirut Soleman Bobote: Sudah Sesuai SK Bupati
Berita ini 26 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 23:13 WIT

Ternate dan Krisis Drainase

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru

Opini

Ternate dan Krisis Drainase

Selasa, 24 Jun 2025 - 23:13 WIT