LABUHA,Nalarsatu.com – Sejumlah warga di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, mengeluhkan kenaikan tarif air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Mereka menilai tarif yang diterapkan terlalu mahal, terutama setelah diberlakukannya sistem baru berbasis meteran air.
Keluhan ini ditanggapi langsung oleh Direktur Utama PDAM Halmahera Selatan, Soleman Bobote. Menurutnya, kenaikan tarif air tersebut telah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah melalui Surat Keputusan Bupati Halmahera Selatan tahun 2022.
“Tarif yang kami terapkan mengacu pada SK Bupati. Di wilayah Obi memang ada penyesuaian karena banyak pelanggan yang sebelumnya belum menggunakan meteran. Kini ketika sistem meteran diterapkan, tentu angka tagihan mereka berubah, dan itu membuat sebagian warga kaget,” ujar Soleman kepada Nalarsatu.com, Sabtu (21/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain soal tarif, Soleman menjelaskan bahwa sejak awal 2024, PDAM Halsel mulai menerapkan sistem digital berbasis aplikasi dalam pencatatan pemakaian air. Inovasi ini memungkinkan petugas lapangan memotret meteran air pelanggan yang kemudian langsung terhubung ke sistem pusat.
“Dengan sistem ini, data pemakaian langsung terbaca di sistem, jadi tidak ada lagi ruang untuk dugaan pencatatan manual yang keliru atau pungutan liar di luar tarif resmi,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa penggunaan sistem digital ini bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta memperbaiki mutu layanan kepada masyarakat. Dalam waktu dekat, PDAM juga berencana turun langsung ke Obi untuk melakukan sosialisasi kepada warga terkait sistem baru tersebut dan penyesuaian tarif yang berlaku.
“Ini adalah proses penyesuaian. Kami menyadari butuh waktu bagi masyarakat untuk memahami sistem baru ini. Karena itu, kami akan hadir langsung di Obi untuk memberikan penjelasan secara terbuka,” ujarnya.
Soleman juga menegaskan bahwa jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di Maluku Utara, tarif air bersih di Halmahera Selatan masih tergolong paling murah.
“Kami terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, meskipun dengan keterbatasan sumber daya di daerah kepulauan seperti Obi,” katanya.
Langkah digitalisasi dan penyesuaian tarif ini, lanjut Soleman, merupakan bagian dari upaya modernisasi layanan PDAM agar lebih efisien, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.