Pansus Bongkar Borok OPD Halsel : dari Hibah Hingga Retribusi

- Penulis Berita

Kamis, 10 April 2025 - 12:29 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Labuha,Nalarsatu.com – Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menemukan sederet persoalan dalam pengelolaan anggaran dan kebijakan pada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Temuan ini disampaikan anggota Pansus, Junaidi Abusama, kepada wartawan pada Rabu, 9 April 2025.

Junaidi menyebutkan, dalam rapat bersama OPD yang digelar pada 9 April, Pansus menyoroti kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) yang diduga tidak memiliki standar baku dalam penetapan penerima dana hibah, seperti Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

“Tidak ada acuan yang jelas soal siapa yang berhak menerima hibah, dan berapa besarannya. Bahkan kuat dugaan penetapannya hanya berdasarkan suka sama suka,” ujar politisi PKB itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lebih lanjut, Junaidi mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelolaan retribusi parkir oleh Dinas Perhubungan. Ia menyoroti sistem pembayaran karcis di Pelabuhan Kupal yang dinilai tidak masuk akal.

“Masuk pelabuhan bayar, keluar juga bayar. Ini maksudnya apa?” katanya heran.

Kendati demikian, ia tetap mengapresiasi capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berhasil diraih Dinas Perhubungan. Namun, ia menilai dinas tersebut minim kreativitas dan inovasi dalam menggali potensi PAD secara maksimal. Ia juga menyinggung lemahnya pengawasan tarif angkutan yang cenderung dibiarkan naik tanpa regulasi pemerintah daerah.

“Tarif angkutan laut dan darat tidak seragam. Siang beda, malam beda, subuh pun beda lagi. Harusnya ini diintervensi oleh Pemda melalui Dishub,” ucapnya.

Tak hanya itu, Pansus juga menyoroti Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) yang dianggap lebih banyak menjalankan program bersifat seremonial ketimbang pengawasan terhadap pemerintahan desa.

“Fungsi utama DPMD itu mestinya pengawasan, bukan sekadar bikin acara. Anggaran sebaiknya dialihkan untuk penguatan pengawasan desa,” kata Junaidi.

 

Penulis : Bachtiar S Malawat

Editor   : Nalarsatu.com

 

 

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Diduga Ada Kepentingan Elit, BEM Unutara Soroti Kriminalisasi 11 Warga Adat Maba Sangaji
Kades Dolik Koordinasi Penanganan Longsor Saketa-Dehepodo, PT Hijrah Nusatama Kirim Excavator
Longsor di Gunung Goha Desa Moloku dan Samo Putus Akses Jalan Lintas Saketa-Dehepodo
Proyek Masjid Desa Pas Ipa Mangkrak, Mahasiswa Minta Inspektorat Audit Anggaran
Sandi Naim Calon Ketua Umum Gagas Misi Formapas Sebagai Instrumen Perjuangam
Syafrudin Arif Tanggapi Putusan Sengketa Tanah Pasar Baru: “Jangan Perkeruh Keadaan, Ini Saatnya Mengakhiri Persoalan Lama”
Skandal BPNT di Obi Selatan: FPR Desak Polres Periksa Pendamping Program, Tuduh Ada Korupsi Terstruktur
Anggota DPRD Halsel Terseret Tunggakan PDAM, Praktisi Hukum Soroti Etik dan Potensi Sanksi Partai
Berita ini 133 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 05:05 WIT

Pendidikan Mengimplikasikan Konsep Tentang Manusia dan Dunia

Selasa, 24 Juni 2025 - 16:26 WIT

Kerusakan Alam di Maluku Utara : Antara Kekayaan dan Ancaman

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:30 WIT

Melampaui Rudal : Konflik Iran–Israel dan Pertarungan di Dunia Tanpa Wajah

Senin, 23 Juni 2025 - 12:59 WIT

Dilema Pendidikan ditegah Masyarakat Taliabu : Antara Tambang dan Kampus

Senin, 23 Juni 2025 - 12:52 WIT

“Merdeka Seratus Persen”: Saat Rakyat Dijual Gubernur dan Kapitalis Asing

Minggu, 22 Juni 2025 - 07:45 WIT

Hilirisasi Nikel, Budaya, dan Pendidikan di Maluku Utara: Sebuah Dilema Pembangunan

Kamis, 29 Mei 2025 - 04:14 WIT

Program Bahasa Mandarin sebagai Upaya GAMKI Halsel Melihat Massa Depan

Kamis, 29 Mei 2025 - 03:35 WIT

Penindasan Yang Tak Berujung

Berita Terbaru